Tuesday, August 26, 2008

life goes on.


Suatu hari ketika saya sedang membongkar-bongkar lemari penyimpanan dan menyortir barang-barang yang sudah usang, saya menemukan foto ini. Dan saya terhenyak.

Diambil pada tahun 2003, lima tahun yang lalu. Tanggal persisnya mungkin tanggal 11-12 November atau Oktober, saya sudah tak lagi begitu ingat. Tapi cerita di baliknya berjuta, yang membekas hingga sekarang.

Ketika foto ini diambil, saya baru kurang lebih dua bulan menjadi mahasiswa. Saat itu, angkatan baru harus membuat semcam persembahan atau yang saat itu populer disebut malam keakraban. Angkatan saya memutuskan membuatnya di sebuah villa di Puncak, dan kami memberinya tema "Ars on Fire". Segelintir canda mengartikannya sebagai Arsitektur kebakaran, namun saat itu semangat sebagai mahasiswa baru begitu berkobar laksana nyala api. Segala pahit dan manisnya kehidupan ber'mahasiswa' direguk dengan binar.

Singkat kata, acara itu sukses besar. Walaupun ada banyak kekurangan disana sini, tapi semua senior maupun junior bergembira tanpa jarak. Kami berbincang dengan anak angkatan '97 yang berbeda 6 tahun dari kami dengan leluasa, seperti layaknya kawan lama. Semuanya begitu lepas tanpa beban. Hampir seperti candu. Persembahan kami, band, nyanyian, drama, makanan sederhana, mengalir lepas dan diterima dengan gegap gempita.


What a night to remember.


Selepas menengok sejenak ke masa lalu, saya pandangi foto itu lagi lekat-lekat. Foto itu mengabadikan sebuah adegan ketika angkatan kami memberikan persembahan terakhir berupa nyanyian lagu angkatan. Saya telusuri wajah-wajah kami, yang semuanya masih lugu dan polos. Masih kinyis-kinyis, kalau orang Jawa berkata. Banyak di antara kami yang kini sudah bertambah bobotnya, ada juga yang bertambah tinggi, ataupun menghitam. Tapi sesungguhnya, kami semua sudah tumbuh.


Lima tahun kemudian, pemuda dan pemudi lugu itu sudah tumbuh dewasa. Perilaku kami sudah tak lagi terlalu kekanakan (walaupun, kegilaan masa kuliah masih dibutuhkan di dalam dunia arsitektur). Kaus dan jins seragam tempur masa kuliah sudah berganti menjadi kemeja, hak tinggi dan pantofel. Obrolan kami sudah bertransformasi dari pinjam fotokopian logbook dan bertukar bahan maket menjadi dinamika dunia pekerjaan dan kapan akan menikah. Kumpul bersama, yang dulu semudah menjentikkan jari kini semakin sulit, karena begitu banyak benturan kepentingan.

Walaupun kini saya tak mampu menemui teman-teman saya sesering dulu, namun ketika kami bertemu, segalanya masih seperti dulu. Mungkin karena kami semua masih menyimpan kenangan malam itu. Mungkin juga karena kebersamaan kami selama lima tahun dengan segala suka dukanya telah kami lewati. Mungkin karena walaupun begitu banyak yang telah berubah, di dalam lubuk hati kami tetaplah orang-orang yang sama.

Saya simpan lembaran foto itu baik-baik di lemari, tapi tak mampu mengenyahkan kenangan-kenangan yang menyerbu deras ke benak. Yah, hidup terus berjalan.

Monday, August 11, 2008

no place like home

nah.

Blog pertama di alamat ini.
Ini sebuah awal, tapi saya justru akan menulis tentang sebuah akhir.



Pernahkah anda bepergian jauh dari rumah untuk jangka waktu yang lama?

Memiliki identitas baru, aktivitas baru, dan keseharian yang sama sekali baru untuk beberapa waktu?

Kalau pernah, tentu kata 'PULANG' memiliki sensasi tersendiri bagi anda.

Serius loh.

Setelah terbebas dari tuntutan pekerjaan sebagai budak belian di negeri Singa Putih dan akhirnya pulang ke kampung halaman, saya merasakan, betapa indera-indera menjadi lebih peka.

Bau rumah yang tak pernah lekang di ingatan.

Bumbu kacang ketoprak abang2 depan rumah yang menggoda. (yang biasanya, dilirik saja tidak)

Bau masakan rumah dan pelembut pakaian yang dipakai si Mbak. (sungguh, rasanya...)

Tukang gerobak berseliweran, mulai dari tukang sayur, tukang tahu, tukang sapu, tukang sampah, dst, dst... (memang orang Indonesia ini kreatif, terutama dalam menggunakan metode jemput bola langsung ke klien)

Dan seribu hal-hal kecil lainnya yang biasa saya abaikan dan anggap remeh.

Ternyata benar, hal-hal besar dimulai dari hal-hal kecil.

geleng-geleng.

follow me