Saturday, December 6, 2008

The not-so-creative British people

Belajar di negeri orang, otomatis kita sedikit banyak bakal jadi duta besar untuk negara sendiri. Yang udah pasti, tinggal di negeri orang membuat saya lebih cinta sama bangsa sendiri. Walaupun isinya koruptor dan miskin berat, tapi tetep aja, saya bangga jadi warga negara Indonesia. Di Indonesia apa aja bisa jadi lahan pekerjaan. Liat ada ruang seiprit bisa jualan kaki lima. Atau kalo ada deretan mobil bisa jadi tukang parkir kagetan.

Gak kayak orang-orang disini. Gak kreatif. Udah tau cuaca dinginnya setengah mati kok ga ada yang kepikiran jadi tukang bandrek atau sekoteng. Padahal jahe, dll lumayan banyak dan gampang didapat disini. Kepikirannya malah buka Pub atau Bar, yang dengan gilanya harga bir segelasnya mencapai 3 pound. Di Southend malah lebih sableng, gin&tonic dijual 4 pound. Buat informasi, 4 pound bisa untuk makan saya dua kali. Itu untuk segelas bir saja, dan orang kan gak mungkin minum cuma segelas (walaupun itu gelas lebih cocok disebut ember saking gedenya, hihi). Pasti mereka minum minimal 3 -4 gelas. Ini pengalaman pribadi saya nongkrong bersama temen-temen segrup yang semuanya bule waktu field trip ke Oxford dst kemarin. Mereka minuuuum terus sepanjang malam, dari jam 8 malem sampe jam 3 pagi. Jam 12 saya memutuskan untuk cabut duluan dan balik ke hostel. Gak kuat ngikutin mereka. Karena saya penganut Islam, ya saya gak mungkinlah ikutan minum alkohol. Jadi saya minum air keran. Walaupun gratis tapi ya tetep aja. Mereka mabuk, sayanya kembung.

Saya juga makin cinta sama Indonesia karena saya tergabung ke grup studio yang benang merah utamanya adalah seni dan arsitektur. Dan tentu mau gak mau saya harus mempelajari seni mereka. Dan menurut saya, kalah jauh. Mereka gak punya budaya kesenian yang berakar kuat ke tradisi seperti kita. Seninya mereka ya lukisan, sculpture, tulisan, dll yang kemudian dipajang di galeri ato museum. Gak kayak kita, yang udah menjalar ke kehidupan sehari-hari. Di sini, seni itu kesannya 'keren', gak biasa, aneh ato eksklusif. Buat kita udah biasa aja. Mbok-mbok di pasar aja pake seni (kain batik). Anak kecil mainannya seni (wayang). Sampe ke makanan segala, dengan tumpeng dll. Sayang ga banyak orang Indonesia menyadari hal itu, bahkan malah menganggap itu ngga keren dan berusaha ikut-ikutan budaya Barat. Padahal di sini tutor saya malah menganggap budaya kita sangat menarik.

Yaaah.
Nggak ada tukang wedang jahe juga.

(masih ngarep).

No comments:

follow me