Saturday, December 6, 2008

Talk about politics!!

Baru baca postingan di sini. Gak cuma sukses bikin ngakak, tapi juga bikin mikir (susah lho..bikin sesuatu yang bikin ngakak DAN juga bikin mikir).

Postingan Adhitya Mulya yang judulnya "Kita ini bisa maju gak sih?" menginspirasi saya buat ngomongin politik juga. Sekaligus membagi tentang berpolitik di negeri orang, walaupun dalam skala (sangat) kecil.

Di sini saya tergabung ke dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia Sheffield, yang biasa disingkat PPI Sheffield. Orang-orang telah sukses menjerumuskan saya menjadi wakil ketua dalam kepengurusan tahun ini, yang cuma berjumlah 4 orang. Satu ketua, satu wakil ketua, satu sekretaris dan satu bendahara (dan juga jangan dikira bahwa jadi wakil ketua itu keren--karena sebenarnya perannya hanyalah menjadi pekerja serabutan dan penggembira belaka).

Salah satu proker kerja kita yang cukup ditunggu-tunggu setiap tahunnya adalah World Food Festival, yang diselenggarakan oleh Sheffield Student Union. Sebagai informasi, dalam acara ini ada 10 kedai kecil makanan (food stall) yang disiapkan untuk 10 negara yang memenangkan persaingan melalui proposal, dan mereka berhak menjual makanan asli negara mereka dan memperkenalkan budaya negara mereka dalam festival tersebut. Jadi seluruh komunitas negara asing yang tergabung dengan Student Union akan bertanding mengajukan satu proposal mengenai makanan yang akan mereka sajikan serta desain food stall yang ingin dibangun. Persaingan bakal semakin ketat karena 10 food stall itu harus mewakili seluruh dunia. Sebagai gambaran, misalkan ada 4 negara Asia, 6 negara dari benua Eropa dan Amerika dan 1 negara Afrika yang mengajukan proposal, si Afrika itu pasti masuk, betapapun jeleknya proposal dia. Maka akan ada 1 negara yang tidak beruntung, entah itu dari Asia maupun Eropa dan Amerika. Kabar buruknya, persaingan pasti jauh lebih ketat daripada itu, karena udah pasti bakal ada lebih dari 11 negara (mengingat jumlah komunitas asing di Sheffield yang cukup banyak--lebih dari tiga puluh mungkin).

Nah, karena kita udah sekitar 3-4 taon (kalo ga salah) tidak berpartisipasi dalam food stall (tahun lalu cuma kebagian dessert stall, yang tahun ini pun tidak diadakan) tentu tahun ini semangat super membara untuk menang. Kebetulan SDM tahun ini juga cukup kuat, yaitu 3 orang dari bidang arsitektur--yang tentunya tidak awam tentang pembuatan proposal serta desain--serta 1 orang dari bidang fisika dengan kemampuan penulisan bahasa Inggris yang ciamik. Sehingga tentu kita cukup optimis untuk menang.

Desain food stall dengan 3d serta proposal dengan bahasa Inggris yang cukup menawan pun diajukan. Cukup niat bikinnya, pake begadang-begadang segala. hehehe. Tema kita pun rasanya cukup nampol, yaitu "Ultimate in Diversity". Kita pengen mengenalkan Indonesia sebagai cerminan dari dunia. Banyak ras-ras dunia yang berada di Indonesia. Mau ras timur tengah ada (Aceh), mau oriental ada (Singkawang), mau Melayu pastinya ada, sampe mau ras negro ada (Ambon, Papua). Itu juga berlaku ke budaya dan makanannya, pastinya.

Pada akhirnya kita...




kalah.

Pas tau terus terang saya kecewa berat. Saya bingung kenapa. Tapi yang lebih bikin emosi saya tergerak adalah karena ketua saya menerima email dari pihak komunitas Malaysia dan Singapura (di sini mereka bergabung jadi satu) yang sebagai pemenang salah satu food stall mereka mengajak komunitas Indonesia (PPI) dan Brunei untuk bergabung dalam tim mereka dalam hal.....memasak dan bersih-bersih di dapur. Yang pastinya tidak akan ada kesempatan untuk muncul di stall dan memperkenalkan budaya Indonesia di depan khalayak.

WHATTT?????

Sumpah saya bener-bener ngamuk abis baca itu, dan langsung menyeret ketua saya untuk mengajukan protes langsung ke ketua perwakilan mahasiswa asing di Student Union, si Sajeev orang Srilanka. Saya sampe minta mereka ngomong blak-blakan juga kenapa kita gak terpilih. Dan mereka jawabnya karena...proposal kita tidak meraih suara dari para perwakilan mahasiswa. Dianggap kurang mendetail, dll, yang bagi saya sama sekali tidak benar dan kurang memuaskan.

Setelah berbicara selama beberapa menit, barulah saya paham kira-kira apa yang dimaksud. Mereka menganggap kita dan Malaysia itu kurang lebih sama. Dan karena mereka gabungan dua negara (Malaysia dan Singapura) posisi kita jadi lemah, terlebih karena kita satu region (yang juga membuat saya mikir, India ma Srilanka kan juga satu region, dan anehnya mereka terpilih dua-duanya). Dan poin kita jadi sedikit.

Saya tercekat.

Ternyata ini penyebab kalo di jalan saya selalu dikira orang Malaysia.
Ternyata ini penyebab kalo di toko bahan makanan asia bumbu rendang, sate dan nasi goreng dinyatakan sebagai bumbu makanan tradisional asli Malaysia.

Dengan suara tertahan saya jelaskan ke Sajeev. Kamu tau ga sih, kalo Indonesia dan Malaysia itu berbeda. Kamu tau ngga, kalo hampir segala ras di dunia ada di Indonesia. Kamu tau nggak kalo di Indonesia ada 17 ribu pulau dan negara saya adalah negara kepulauan terbesar di dunia, dengan 600 suku berbeda yang hampir semuanya punya bahasa yang beda dan dialek yang beda juga? Semua fakta itu kami tulis di proposal, dengan harapan ketika kami terpilih kami bisa mengenalkan semua ini ke orang lain. Tapi bagaimana bisa kalau kami tidak terpilih dan ini sudah terjadi selama bertahun-tahun?

Singkat cerita, protes saya sia-sia, kami tetap kalah. Tawaran dari Malaysia itu kami tolak raw2 (istilah mentah2 dari ketua saya). Ya iyalah, ngapain juga, cuma bantuin mereka di dapur tanpa keuntungan apa-apa. Tapi kami udah mengajukan protes ke Student Union dan mari berharap semoga tahun depan ceritanya akan berbeda.

Moral dari cerita ini adalah, kepada seluruh Politisi Indonesia di luar sana..baik yang udah selevel DPR ato baru selevel ketua PPI UK... tolong masukkan mengenalkan bangsa Indonesia SEUTUHNYA ke seluruh dunia sebagai agenda.

Selamanya kita gak akan pernah punya gigi di hadapan bangsa asing, kalo mereka bahkan nggak tau siapa kita dan apakah kita punya gigi apa enggak.

1 comment:

Metamorphosophia said...

So sad & ironic ...
sampe sekarang gw masih heran knp Indonesia masih kurang dikenal oleh dunia luar, pdhl kn secara geografis kita "terlihat" bgt...gede & berpulau2 ....atau mereka ngga belajar geografi? ;P he he
semangat mba :)

follow me