Thursday, April 2, 2009

time management


Saya barusan baca buku Time Management for Architects and Designers. Lucu dan bikin ngakak. Gara-garanya setiap bab di buku itu diawali dengan contoh kasus kejadian dari tokohnya seorang mahasiswa arsitektur dengan sifat-sifat yang 'ngarsitek' banget.

Mulai dari perfeksionis tentang hal-hal yang kadang nggak penting, terus punya setumpuk kertas bejibun yang buat nyarinya aja butuh setengah jam, gampang terdistract TV, lagu atau ajakan teman, tidak bisa memutuskan desain sampai sudah berada pada ujung tenggat waktu, sampai makan makanan nggak sehat macam chips buat mengganjal mata biar gak tidur semalaman.

Saya sampe geli, masak sih ternyata keribetan anak arsitek itu segitu universalnya?

Di sini saya punya teman yang orangnya sangat terorganisir. Sangat disiplin dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Kayaknya sih dia punya target setiap minggu harus menghasilkan bobot pekerjaan hingga sekian, dan konsisten menjalankannya. Setiap pagi saya ke studio dia sudah disana, duduk mengerjakan di komputer. Hasilnya? Gambar-gambarnya terstruktur rapi dan matang dalam pemikiran. Semua tenggatnya dia selesaikan dalam waktunya, tanpa harus begadang hingga menghasilkan jerawat beberapa biji ataupun lipatan lemak karena kebanyakan makan gak sehat.

Rahasianya?

Ya itu. Disiplin. Satu kata yang susahnya amit-amit buat dijalanin. Bener kata orang, disiplin adalah keteguhan untuk menjalankan suatu rencana, ketika semangat karena membuat rencana itu sudah lewat.

Haduh, apalagi saya, yang digelari oleh teman-teman saya sebagai banci barchart. Bikin barchartnya doang yang semangat, habis itu tidur. Hihihihi.

Yah, yang penting niatnya!
(masih membela diri loh)

1 comment:

ageng said...

nggak asik ah klo smua terorganisir gitu.. nggak seru..

follow me