Si kembar dari kecil sering sakit. Mungkin karena daya tahan tubuh mereka yang lebih rendah akibat kelahiran prematur, tapi sejak umur enam bulan mereka bisa menghabiskan beberapa hari di rumah sakit (karena diare, flu, hingga step) setiap 2-3 bulan sekali. Setiap kali panas dan mereka (sekiranya akan) step, kami akan langsung ke klinik/RS terdekat dan ketika mereka step akan diberikan obat stesolit melalui (maaf) pantat. Masalah step ini menjadi horor terbesar buat saya dan Anto. Hingga usia dua tahun, Nandra sudah 4x step dan Ditra sudah 3x step, seluruhnya pada suhu sekitar 38,5 ke bawah.
Ketika kami pindah ke Inggris, resiko step anak menjadi momok utama, apalagi dokter luar negeri selalu diisukan 'pelit obat'. Kami berusaha membawa obat yang sekiranya akan dibutuhkan anak kami, mulai dari obat flu, obat batuk, obat pelega pernapasan, obat panas, obat stesolit, dan lain-lain (berdasarkan segala sejarah pengobatan anak-anak kami).
Belum sebulan di Inggris, Nandra panas (sepertinya akibat perubahan cuaca dari autumn ke winter). Di hari kedua dia panas dia step ketika kami mau berangkat ke dokter pada gendongan saya. Saya otomatis masukkan tangan ke mulutnya dan minta tolong kakak saya memanggilkan ambulan. Tidak sampai 5 menit ambulannya langsung datang dan Nandra langsung ditangani dua paramedik yang kemudian membawanya ke RS untuk check-up lebih lanjut. Dari sinilah kemudian saya mengetahui betapa berbedanya cara penanganan step di Inggris dan Indonesia.
Kalau anak panas, dokter Inggris akan menyuruh anda membuka SEMUA baju anak dan membiarkannya tanpa selimut (seperti foto Nandra main dengan mainan rumah sakit di atas). Dokter tidak akan memberi obat apapun kecuali obat sapu jagad (paracetamol dan ibuprofen)untuk diberikan setiap empat jam, kecuali kalau ada diagnosis infeksi seperti tenggorokan merah atau infeksi paru seperti nafas berbunyi.Ketika nandra panas lagi setelah step namun jatah obat paracetamolnya sudah habis (saking seringnya panas turun seharian) suster meletakkan anak saya di bawah AC kamar dan membuka jendela di kala winter. Kalau bisa malah direndam di air dingin katanya (tapi saya tolak). Logika dari ini adalah menurut mereka step terjadi karena temperatur tubuh naik terlalu cepat. Sehingga perlu upaya eksternal yang membuat tubuh sulit menaikkan suhu. Kalau di Indonesia, step terjadi karena panas yang tidak merata antara kepala dan kaki, sehingga yang dilakukan adalah menyelimuti kaki dan mengompres kepala. Oya, di di Inggris anda juga tidak boleh memeluk anak anda saat panas karena dapat menyebabkan panasnya meningkat.
Saking ketakutannya, saya dan suami kadang membawa anak ke dokter berkali-kali walaupun tidak diberi obat. Melihat track record bolak balik inipun dokter memberikan penjelasan ke kami soal panas pada anak. Menurutnya, panas pada anak itu tidak apa-apa. Dia akan bilang 'I'm still okay with temperature even around 38-39 degrees' asal tidak diikuti dengan gejala lain seperti tidak makan, tidak pipis, lesu, atau nafas bunyi dan bercak kemerahan. Kalaupun anak step, menurutnya 'there's nothing you can do to prevent it, just let it be'. Di Inggris pemberian stesolit tidak diperbolehkan karena ditakutkan menyebabkan gagal nafas. Kalau step, mulut anak tidak boleh diganjal dengan apapun seperti di Indonesia. Menurut si dokter anak tidak akan menggigit lidahnya sampai ekstrim. Jadi kalau step di Inggris, anak hanya dimiringkan saja dan ditunggui hingga usai stepnya. Kalau lebih dari lima belas menit baru step dianggap berbahaya.
Alhamdulillah, sejak mengikuti prosedur tersebut, sudah hampir setahun si kembar tidak pernah step lagi walaupun masih terkadang demam. Insya Allah sehat terus ya...aamiin :D
Catatan:
Step = demam yang diikuti kejang selama 3-7 menit, istilah Inggrisnya febrile convulsion.
No comments:
Post a Comment